Bangunan ibadah kebanggaan umat Islam ini tentu sudah tidak asing lagi. Sudah jamak diketahui, bangunan ini hampir sangat mudah untuk ditemukan di setiap kampung, kawasan perumahan ataupun kawasan kampus. Bentuk bangunan yang memiliki ciri khas tertentu, membuatnya mudah dikenali. Apabila dahulunya bangunan masjid hampir seragam dalam desain bentuk mengikuti pakem-pakem kaidah yang tertentu, dewasa ini desain masjid sudah berkembang sangat modern.
Sebagai bangunan yang difungsikan untuk kegiatan peribadahan, masjid mesti didesain dengan memperhatikan aspek kekhusyukan, kesucian atau kebersihan, kesesuaian dengan arah kiblat, keamanan dan kenyamanan. Bangunan masjid tidak harus indah dalam tafsiran mewah dan bermegah-megah. Justru kesan sederhana nan bersahaja yang dikedepankan dalam menyempurnakan penghambaan yang totak dari seorang hamba kepada Rabb-nya.
Berikut ini kami akan mencoba memaparkan tips desain bangunan masjid yang dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain masjid yang berkesesuaian dengan bimbingan syariat. Dengan harapan kaum muslimin dapat memetik faedah dalam merencanakan pembangunan ibadah sehingga apa yang mereka upayakan bisa bernilai tinggi untuk dunia dan akhirat mereka.
1. Lokasi Pembangunan Masjid
Masjid dibangun untuk kegiatan ibadah bersama bagi kaum muslimin. Padanya terdapat pengagungan syiar-syiar Islam seperti adzan, pelaksanaan sholat berjamaah, penyelenggaraan sholat jumat, dakwah Islam dan sebagainya. Pemilihan lokasi lahan yang akan dibangun masjid padanya harus dipertimbangkan dengan seksama. Mengapa? Karena terkait dengan stabilitas ketertiban umum, meminimalkan adanya gangguan-gangguan eksternal saat penyelenggaraan ibadah semisal kebisingan atau pencemaran bau, kemudahan akses, dan lain sebagainya. Letak masjid satu dengan yang lainnya jangan terlalu dekat. Hal ini untuk memperluas jangkauan jamaah, agar tidak saling mengganggu atau lebih parahnya sampai “rebutan” jamaah. Masjid adalah tempat fasilitas umum, yang semestinya terbuka dan welcome untuk siapa saja, bukan untuk kelompok atau golongan tertentu.
Selain daripada itu, lokasi masjid juga hendaknya dekat dengan permukiman. Terkait dengan kemudahan akses dan sebagai penyediaan fasilitas umum bagi warga pemukiman. Di samping manfaat keamanan, kemudahan pemeliharaan kebersihan lingkungan masjid. Yang itu semua menjadi tanggung jawab kaum muslimin pada umumnya, dan warga pemukiman sekitar pada khusunya. Untuk lebih jelasnya, bisa merujuk kepada Undang-undang tentang Bangunan Gedung atau Peraturan Daerah tentang Pembangunan Rumah Ibadah.
2. Zonasi dan Sirkulasi
Poin yang ini sangatlah penting untuk diperhatikan dalam perencanaan desain masjid. Islam adalah agama yang mulia dan sempurna. Segala perkara yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat telah dijelaskan di dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Demikian pula perkara yang mendatangkan kejelekan juga telah diatur dan diperingatkan di dalam kedua sumber hukum tadi.
Naah, di dalam Islam interaksi antara laki-laki dan perempuan telah diatur sedemikan rupa sehingga membawa kemaslahatan bagi semua. Tidak diperkenankan adanya (ikhtilath) campur baur antarà laki-laki dan perempuan. Apalagi masjid sebagai tempat ibadah hendaknya mengedepankan kesucian dan kekhusyukan untuk mendukung terselenggaranya ibadah dengan baik. Maka dari itu, dalam merencanakan desain masjid, rencanakan terlabih dahulu zonasi (pembagian) ruang dan sirkulasi yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Terlebih jika masjid yang hendak dibangun tidak semata-mata berfungsi sebagai tempat sholat, tetapa ada fungsi lain seperti dakwah, taklim/pengajian, dan lainnya.
Untuk merencanakan zonasi ruang, langkah awalnya adalah dengan membuat daftar inventaris kegiatan yang akan diakomodasi di dalam areal kompleks masjid. Selanjutnya buatlah sket berupa bulatan-bulatan untuk menandai zona satu dengan zona yang lainnya. Mana yang diletakkan berdekatan dan mana yang berjauhan. Yang dengan zonasi ini nanti akan menjadi dasar dalam membuat denah desain masjid. Buatlah area KM dan wudhu yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Demikian pula area sholat yang terpisah, bisa dengan hijab yang tertutup dan kokoh.
Setelah selesai dengan zonasi ruang, barulah Anda tentukan bagaimana pola sirkulasinya.Buatlah sirkulasi yang jelas terbedakan antara jalur laki-laki dan perempuan. Pemisahan ini terkait dengan pembagian area KM dan tempat wudhu yang terpisah. Hal ini penting untuk menjaga kesucian wudhu juga untuk menjaga pandangan mata, serta lebih melindungi aurat masing-masing.Jangan karena tempat atau lahan yang sempit kita jadikan alasan untuk mengesampingkan pemisahan zona dan sirkulasi antara laki-laki dan perempuan. Namun hendaknya kita berupaya secara maksimal untuk turut menjaga syariat Allah yang sempurna ini.
3. Perencanaan Desain yang Baik
Masjid adalah rumah Allah, di mana para hamba menunduk merendahkan diri mengharap rahmat dan ampunan dari Rabb-nya. Kontinuitas kegiatan di dalam masjid adalah suatu kemestian yang akan terus berlangsung yang menandakan makmurnya masjid tersebut. Oleh karena itu, selayaknya sejak awal masjid memiliki perencanaan yang baik. Tujuannya apa? Agar di kemudian hari tidak banyak pekerjaan bongkar pasang untuk penambahan, pengurangan ataupun perbaikan di sana-sini yang akan bisa mengganggu kegiatan peribadahan di masjid. Ada beberapa hal yang akan kami jabarkan dari poin ini, diantaranya adalah:
(1) Penentuan Arah Kiblat
Menghadap kiblat merupakan salah satu rukun shalat. Jadi, sholat itu harus menghadap kiblat. Sejak awal akan direncanakan, arah kiblat harus diketahui karena akan dijadikan pathokan orientasi bangunan, arah hadap bangunan, penempatan kloset/WC, tempat wudhu, yang juga akan mempengaruhi arah sirkulasi.Zona inti atau zona untuk sholat sangat dianjurkan untuk menepati arah kiblat. Mengapa? Karena posisi shaf jamaah akan tepat sesuai kelurusan bangunan (tidak miring-miring) sehingga akan menghemat ruang dan bisa menampung lebih banyak jamaah.
(2) Perencanaan Struktur
Stuktur bangunan masjid hendaknya struktur yang kuat, tahan lama, mudah perawatannya. Terkait dengan struktur bangunan masjid, dihindari adanya kolom-kolom di tengah ruangan yang nantinya dapat menghalangi atau memutus shaff ketika sholat.
(3)Perencanaan Sanitasi
Perencanaan sanitasi yang baik pada bangunan masjid sangat diperlukan, mulai dari sanitasi untuk air bekas, air kotor dan air hujan. Semuanya harus tertata pada tempat yang tepat. Bak kontrol merupakan titik tempat mengontrol jika terjadi gangguan pada saluran sanitasi.
(4)Sirkulasi Udara
Yang tidak kalah penting dari perencanaan masjid yang baik adalah adanya sirkulasi udara yang mencukupi didalam ruangan untuk menghindari panas atau pengap ketika jamaah yang banyak berkumpul di dalam masjid. Sirkulasi udara yang baik bisa dengan memberikan lubang udara pada beberapa sisi masjid. Bisa dengan membuat lubang sisi utara sebagai arah angin datang maka lubang sisi selatan sebagai arah buangan udara dari dalam. Lubang tersebut bisa berupa roster atau jeruji dari besi. Tentu dengan penataan dan desain yang baik agar masjid terlihat indah.
(5)Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami dalam sebuah ruangan sangatlah penting guna menciptakan kesehatan alami di dalam masjid. Berbagai sumber kuman penyakit akan mati jika ruangan tercukupi oleh cahaya alami, Di ambil contoh serangga nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit demam berdarah, Malaria, dan lain-lain. Oleh karena itu pencahayaan alami didalam Masjid harus diperhatikan.
Diantara cara memberikan pencahayaan alami yang efektif dan murah, bisa dengan memberikan light sky di atap masjid. Bisa dengan genteng kaca atau membuat lubang dengan atap tranparan atau jika atap masjid berupa dak bisa dengan dipasang glassblok di beberapa titik. atau jika dana mencukupi bisa memasang payung yang bisa ditutup dan dibuka seperti yang terdapat di Masjid Nabawi di Kota Madinah.
Sudah siap membangun Masjid? Semoga tips ini bermanfaat.. Tunggu tips kami berikutnya